Pengaruh
Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Mobil Jenis MPV Merek Toyota Avanza Di Kota Depok
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di
jaman modern seperti sekarang ini, manusia semakin berkembang pesat. Banyaknya
aktivitas yang mereka lakukan, mengharuskan mereka memiliki alat pendukung yang
dapat memudahkan dan menyelesaikan pekerjaan mereka secara cepat, seperti transportasi.
Menurut Gunawan (2014:1), transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha
dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan / atau penumpang dari suatu tempat
ke tempat lainnya.
Salah
satu sarana transportasi tersebut adalah mobil. Mobil memiliki berbagai jenis,
salah satu jenis mobil yang diminati konsumen yaitu mobil MPV(Multi Purpose
Vehicle). Berbagai jenis mobil MPV membanjiri pasar mobil nasional, seperti
Daihatsu (Xenia), Suzuki (APV), Honda (Odyssey dan stream), Toyota (Avanza dan
Innova), Nissan (Grand Livina), Isuzu (Phanter) dan lain sebagainya. Kendaraan
dengan konsep MPV paling digemari oleh masyarakat Indonesia, hal ini tercermin
dari penjualan kendaraan jenis ini yang menguasai pasar mobil nasional. Perkembangan
pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi semakin
ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen mobil terus melakukan
inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin beraneka ragamnya
merek dan jenis mobil di Indonesia dengan harga yang bersaing.
Dalam
pemilihan mobil, tentu saja masyarakat akan memilih mobil dengan kualitas
produk yang baik. Menurut Assauri (2013:211), Kualitas produk merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat
kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang
merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Dengan
persaingan harga yang sangat ketat di dunia otomotif, Toyota mengeluarkan harga
yang cukup terjangkau bagi masyarakat. Menurut Kotler dan Keller (2009),
menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemarasan yang tidak saja
menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan
proporsi nilai suatu produk.
Toyota
adalah salah satu industri mobil dari Jepang yang menjadi salah satu pesaing
industry mobil lainnya di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari total
penjualan selama bulan April 2014 berikut :
Tabel 1.1
Total Penjual Mobil Per Merek pada bulan Desember
2014
No
|
Mobil
|
Unit
|
1
|
Toyota Avanza
|
112.752
|
2
|
Honda Mobilio
|
59.379
|
3
|
Toyota Agya
|
46.399
|
4
|
Toyota Kijang Inova
|
40.805
|
5
|
Suzuki Ertiga
|
32.916
|
Dari
Tabel tersebut bahwa Toyota merek Avanza masih menjadi mobil yang terlaris di
Indonesia dengan perolehan penjualan sebanyak 112.752 unit pada bulan Desember
2014 yang mengungguli mobil Merek Honda Mobilio yang perolehan penjual sebanyak
59.379 unit. Toyota sendiri dari tahun ke tahun berusaha untuk menguasai pangsa
pasar di Indonesia. Mobil tipe MPV merek Avanza menjadi salah satu daya tarik
masyarakat. Karena itu banyak perubahan di tiap tahunnya agar masyarakat selalu
tertarik pada Toyota Avanza.
Dari
pembahasan diatas dan dari data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh
Kualitas, Harga, Citra merek dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Mobil Jenis MPV Merek Toyota Avanza Di Kota Depok”.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari
pembahasan di atas, peneliti menemukan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana
pengaruh Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk terhadap keputusan
pembelian secara simultan?
2. Bagaimana
pengaruh Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk terhadap keputusan
pembelian secara parsial?
1.3 Batasan
Masalah
Untuk pelaksanaan penelitian ini,
peneliti membai masalahnya sebagai berikut:
1. Yang
berkaitan dengan variable kualitas, harga, citra merek dan desain produk
terhadap keputusan pembelian mobil MPV merek Toyota Avanza.
2. Responden
dalam penelitian ini yaitu masyarakat pengguna mobil MPV merek Toyota Avanza di
Kota Depok.
1.4 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah
di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui apakah Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian Mobil jenis MPV Merek Toyota Avanza di
Kota Depok secara simultan.
2. Untuk
mengetahui apakah Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian Mobil jenis MPV Merek Toyota Avanza di
Kota Depok secara parsial.
1.5 Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Penulis
Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan kesempatan untuk mengimplementasikan
teori kualitas, harga, citra merek, desain produk dan keputusan pembelian.
2. Bagi
Perusahaan
Diharapkan
dari hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui hal
apa yang mempengaruhi keputusan konsumen.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan
pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa
dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. kegiatan
pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam
kaitannya dengan pasar.
Menurut Alma (2007), pemasaran
adalah penekanan pada analisis struktur pasar, orientasi dan dukungan
pelanggan, serta memposisikan perusahaan dalam mengawasi rantai nilai.
Sedangkan menurut Graw (2008), pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan
mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan
pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi
kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen.
Konsep pemasaran adalah suatu konsep
dan cara dasar yang di terapkan dalam melakukan strategi manajemen pemasaran
produk atau jasa pada sebuah organisasi ataupun perusahaan. Menurut Assauri (2013),
konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang
berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh
kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen
sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam konsep pemasaran,
tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar,
dan selanjutnya memenuhii kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai
tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para
saingan.
Bauran pemasaran merupakan suatu alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam
memenuhi target pasarnya. Menurut Faud (2006), bauran pemasaran adalah kegiatan
pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan
perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk
yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang
efektif. Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep 4P atau
bauran pemasaran tersebut adalah Produk, Harga, Saluran Distribusi dan Promosi.
Untuk mencapai tujuan pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling mendukung,
sehingga keberhasilan di bidang pemasaran diharapkan diikuti oleh kepuasan
konsumen.
2.2. Kualitas
Dalam pemasaran, perusahaan harus
memperhatikan kualitas produknya. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa
produk yang mereka tawarkan mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
produk pesaingnya. Menurut Kotler (2009), Kualitas adalah totalitas fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Ini jelas merupakan definisi
yang berpusat pada pelanggan. Perusahaan yang memuaskan sebagaian besar
kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas, tetapi
kita harus membedakan antara kesesuaian kualitas dan tingkat kualitas.
Sedangkan menurut Pahan (2006), kualitas didefinisikan sebagai gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan hubungan yang ditentukan atau tersirat. Dalam beberapa sumber,
kualitas mengacu pada kesesuaian penggunaan atau pemenuhan harapan pelanggan
atau kepuasan pelanggan.
2.3 Harga
Harga merupakan salah satu bagian
yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk. Harga dapat didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang yang di tawarkan.
Menurut Swastha (2005), harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk
apabila memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya. Sedangkan menurut Carthy (2008), harga adalah sesuatu
yang harus diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang
ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan. Harga semata-mata tergantung pada
kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal.
Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relative sifatnya. Untuk
mengatakannya perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan harga produk serupa
yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan lain. Perusahaan perlu memonitor
harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh
perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan
dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Harga dengan
keputusan pembelian mempunyai kaitan yang erat yang dapat dibuktikan oleh
beberapa penelitian terdahulu.
2.4 Citra
Merek
Merek adalah suatu tanda yang berupa
gambar, nama , huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa. Menurut Surrachman (2008), pengertian merek bukan sekedar
sesauatu yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melainkan juga dapat
memberikan nilai tertentu dalam lubuk hati atau benak konsumen. Suatu citra
merek yang kuat dapat memberikan beberapa keunggulan utama bagi suatu
perusahaan salah satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing. Produk
yang memiliki citra merek yang baik cenderung akan lebih mudah diterima oleh
konsumen. Citra merek terhadap produk berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan
dan preferensi terhadap suatu produk. Konsumen dengan citra positif terhadap
suatu produk, lebih memungkinkan untuk membangun citra positif terhadap suatu
produk.
2.5 Desain Produk
Desain Produk menurut Suyanto
(2005), merupakan totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan
dan fungsi suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Desain produk
merupakan senjata paling ampuh untuk mendeferensiasikan dan memposisikan produk
dan jasa perusahaan. Sedangkan menurut Soekarno dan Basuki (2004), desain
adalah pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain
dihasilkan melalui pemikiran, berbagai pertimbangan, perhitungan, dan tidak
boleh meninggalkan diri dari alam, cita, rasa, serta kegemaran orang banyak.
Hasilnya, desain yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar, dengan mudah
dapat ditangkap pengertian dan maksudnya oleh orang lain sehingga dengan mudah
dapat diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Desain
merupakan bentuk rumusun dari suatu proses pemikiran, pertimbangan dan
perhitungan.
2. Desain
yang dituangkan dalam wujud gambar merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir
konkret dari perancang kepada orang lain.
3. Setiap bentuk adalah hasil karya pengungkapan dari
penampilan sebuah desain
2.6 Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian menurut Drumond (2003:68), adalah mengidentifikasikan semua pilihan
yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara
sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan
serta kerugiannya masingmasing. Definisi keputusan pembelian menurut Nugroho
(2003:38) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
diantaranya.
Menurut
Kotler (2009:184) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen yaitu: “Keputusan
pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan
jasa untuk konsumsi pribadi.” Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:19)
mengemukakan bahwa “Keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan
dari dua atau lebih pilihan alternatif.”
2.7 Penelitian Terdahulu
Dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian.. Berikut ini adalah beberapa enelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
NO
|
PENELITI
|
JUDUL
|
VARIABEL
|
HASIL
|
1
|
Nela Evalina
|
Pengaruh
Citra Merek, Kualitas, Harga dan
Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkom Flexi
|
Variabel
Bebas : Citra Merek, Kualitas, Harga dan Promosi
Variabel
Terikat : Keputusan Pembelian
|
Citra
Merek, Kualitas, Harga dan Promosi berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian
|
2
|
Nurlisa
|
Pengaruh
Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap
manis Merek Bango
|
Variabel
Bebas : Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek
Variabel
Terikat : Keputusan Pembelian
|
Harga,
Kualitas dan Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
|
3
|
Hendra
Noky Andrianto
|
Pengaruh
Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Mobil Kijang Inova
|
Variabel
Bebas: Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi
Variabel
Terikat: Keputuan Pembelian
|
Kualitas,
Citra Merek, Harga dan Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
|
2.8 Kerangka Pemikiran
Pada
suatu proses pembelian, biasanya seseorang mempertimbangkan lebih dahlu tentang
produk apa yang akan dibeliya, apa manfaatnya, apa kelebihannya dari produk
merek lain, sehingga konsumen mempunyai keyakinan untuk mengambil keputusan
pembelian. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang.
Berdasarkan hubungan antara variable dan hipotesis bahwa keputusan pembelian
dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, citra merek dan desain produk sehingga
dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
|
H₁
|
H₂
|
|
H₃
|
H₄
2.9 Hipotesis
Berdasarkan
kerangka pemikiran dan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut :
H₁: Kualitas diduga
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
H₂: Harga diduga
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
H₃: Citra merek diduga
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
H₄: Desain Produk diduga berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek
Penelitian
Objek
dalam penelitian ini adalah sumber informasi yang di dapat dari masyarakat
dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian
obyek penelitian merupakan sumber informasi mencari data dalam mengungkapkan
permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah
masyarakat yang menggunaan mobil Toyota Avanza di kota Depok.
3.2 Populasi
dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Harinaldi (2005), populasi
adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau individu yang sedang
dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas pada
sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan
atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian.
Penelitian ini menggunakan konsumen
yang pernah membeli dan memakai produk mobil Toyota yang tidak diketahui secara
pasti jumlahnya. Maka dari itu akan diambil sampel untuk penelitian ini.
3.2.2 Sampel
Menurut Margono (2004), menyataka
bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu. Ia menyatakan bahwa sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan hal berikut:
1.
Peneliti
bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2.
Penelitian
bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti
mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih
luas.
Penelitian ini menggunakan sampel
karena tidak dimungkinkan untuk meneliti semua konsumen mobil Toyota Avanza di
Kota Depok. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan kombinasi metode
convenience sampling dimana sampel terdiri dari orang yang bersedia dan mudah
bagi peneliti untuk memulai wawancara. Penelitian ini akan menggunakan 4
variabel bebas, maka dari itu sampel yang akan diambil dalam penelitian ini
berjumlah 100 sampel.
3.3 Jenis
dan Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis dan Sumber data
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut adalah uraiannya :
1. Data
Primer
Data primer adalah data yang
diperoleh peneliti langsung dari sumber asli, tanpa
perantara. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh konsumen mobil Toyota Avanza di Kota
Depok.
2. Data
Sekunder
Data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari pihak yang mengambil data primer atau dari pihak ketiga yang
merupakan perantara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder
dari Otomotifnet.
3.3.2 Metode
Pengumpulan Data
Kuesioner adalah daftar pertanyaan
yang diberikan peneliti pada responden untuk diberikan jawaban. Kusioner
terdiri dari pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan
identitas responden serta pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang meminta responden
untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Pertanyaan dibuat dalam
bentuk angket dengan menggunakan skala Likert 1 – 5 yang masing – masing
mewakili pendapat dari responden. Skala tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Sangat setuju
: Skor 5
b.
Setuju : Skor
4
c.
Netral : Skor
3
d.
Tidak Setuju :
Skor 2
e.
Sangat Tidak
Setuju : Skor 1
Pada penelitian
ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban
yang tersedia. Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan jumlah tersebut
menjadi nilai total.
3.4 Operasional
Variabel Penelitian dan Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian ini
menggunakan skala likert. Skala ini merupakan suatu teknik perskalaan yang
dipakai secara luas dalam riset perilaku. Gordon (1984) menyatakan bahwa
perumusan menggunakan lima titik dapat menghasilkan frekuensi yang kira – kira
sama. Variabel yang diukur dalam penelitian ini mencakup (1) kualitas produk,
(2) harga, (3) citra merek, (4) desain produk.
Variabel kualitas produk dengan
indikator meliputi kinerja suatu produk, daya tahan suatu produk, reabilitas,
bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan, dan kenyamanan dalam penggunaan.
Variabel harga dengan indikator meliputi harga yang terjangkau, harga sesuai
dengan kualitas produk, harga bersaing dengan produk sejenis dan harga sesuai
dengan manfaat yang dirasakan.Variabel citra merek dengan indikator meliputi
symbol yang sudah dikenal, percaya pada kualitas mereknya, reputasi merek yang
sudah dikenal dan mengikuti perkembangan jaman. Variabel desain produk dengan
indikator meliputi gaya yang menggambarkan penampilan mengenai produk itu, daya
tarik produk terhadap panca indra, kesesuaian desain produk dengan selera dan
kehandalan dalam desain suatu produk.
Definisi operasional variabel dan
skala pengukuran yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Variabel, Definisi Operasional dan
Skala Pengukuran
Variabel
|
Konsep
Variabel
|
Skala
|
Sumber
|
Keputusan Pembelian (Y)
|
Suatu keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh ekonomi keuangan sehingga membentuk suatu sikap untuk
mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa produk apa yang
akan dibeli
|
Ordinal
|
Alma, 2011
|
Kualitas Produk (X1)
|
Merupakan salah satu sarana
positioning utama pemasar. Kualitas yang mempunyai dampak langsung pada
kinerja produk
|
Ordinal
|
Kotler dan Amstrong, 2008
|
Harga (X2)
|
Sejumlah uang yang ditagihkan atas
suatu produk dan jasa, jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk
memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa
|
Ordinal
|
Kotler dan Amstrong, 2008
|
Citra Merek (X3)
|
Sebagai bagian dari merek yang dapat
dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambing, desain huruf atau
warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang
diwakili oleh mereknya
|
Ordinal
|
Surrachman, 2008
|
Desain Produk (X4)
|
Totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan
fungsi produk tertentu menurut diyariatkan oleh pelanggan
|
Ordinal
|
Kotler, 2001
|
3.5 Metode
Analisis Data
Dari data yang didapat dari penyebaran kuesioner,
akan dianalisis agar memberikan manfaat dan dapat digukan sebagai salah satu pertimbangan
dalam pengambilan keputusan pembelian.
3.5.1 Uji
Validitas
Ferdinand (2006) menyatakan valid
dapat berarti bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Suatu
kuesioner dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat
validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung (correlation item
total correlation) dengan r table denga ketentuan degree of freedom (df) = n-2,
dimana n adalah jumlah sampel dengan α = 5 %, kriteria untuk penilaian uji
validitas sebagai berikut :
rhitung
> r table , maka pernyataan tersebut valid
rhitung < r table
, maka pernyataan tersebut tidak valid
3.5.2 Uji
Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
menguji seberapa jauh alat ukur yang digunakan dapat dipercaya. Alat ukur yang
digunakan dapat dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil jika dilakukan berulang – ulang. Uji Reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan Cronbach alpha (α), dimana suatu konstruk/variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha (α) > 0,60 (Imam Ghozali,
2006).
3.5.3 Uji
Asumsi Klasik
Di
dalam penelitian ini untuk mengolah data hasil penelitian menggunakan Analisis
Inferensial (kuantitatif) di mana dalam analisis tersebut menggunakan program
SPSS. Analisi data dilakukan dengan bantuan metode regresi linier berganda,
namun sebelum melakukan analisis regresi linier berganda digunakan uji asumsi
klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
3.5.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertjuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang digunakan, variable terikat, variabel
bebas atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik
pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2006).
·
Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
·
Jika data
menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat diukur dari nilai
tolerance dan varian inflation (VIF). Jika nilai tilerance > 0,1 dan VIF
< 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar
veriabel bebas dalam model regresi. Namun jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF
> 10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat multikolinieritas antar variabel
bebas dalam model regresi.
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ketika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, inilah yang disebut
dengan heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Ada beberapa cara untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
a. Jika
terdapat pola tertentu ( misalnya bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.4 Analisis
Regresi Linier Berganda
Dalam upaya untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear
berganda (Multiple Regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata
populasi atau nilai-nilai variable dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Ghozali, 2005).
Jadi, analisis regresi linier
berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara harga, kualitas produk
dan promosi sebagai variabel bebas terhadap keputusan pembelian sebagai
variable terikat. Rumus umum dari regresi linier berganda adalah sebagai
berikut :
Y = a + b1Ha +
b2Kp + b3Cm + b4Dp + e
Keterangan :
Y = Keputusan
Pembelian
a = Koefisien
Konstanta
b1, b2, b3,b4
= Koefisien Regresi
X1 = Harga
X2 = Kualitas
Produk
X3 = Citra
Merek
X4 = Desain
Produk
e = Variabel Pengganggu
3.5.5 Pengujian
Hipotesis
3.5.5.1
Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t)
Uji t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006). Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas
(kualitas produk, citra merek, harga dan desain produk) terhadap variabel
terikat (keputusan pembelian ) berpengaruh secara parsial atau terpisah.
Hipotesis
yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :
a. H0
: variabel – variebel bebas (kualitas produk, harga, citra merek dan desain
produk) secara parsial tidak memiliki pengaruh positif terhadap variabel
terikat (keputusan pembelian).
b. Ha
: variabel – variabel bebas (kualitas produk, harga, citra merek dan desain
produk) secara parsial mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat
(keputusan pembelian).
Dasar
pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2006) :
a. Dengan
membandingkan nilai t hitung dan t table.
Apabila
ttabel> thitung maka H0 diterima dan Ha
ditolak
Apabila
ttabel < thitung maka H0 ditolak dan Ha
diterima
b. Dengan
menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila
angka signifikansi > 0, 05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Apabila
angka signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
3.5.5.2
Uji Signifikansi Simultan (uji F)
Uji F pada
dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusannya adalah :
Menentukan
F table dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf
signifikansi sebesar 5 % (α = 0,05)
a. Apabila
Fhitung> Ftabel dan nilai signifikansinya < 0,05
maka masing – masing variabel independen secara bersama sama mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Apabila
Fhitung< Ftabel dan nilai signifikansinya > 0,05
maka masing – masing variabel independen secara bersama – sama tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen.
3.5.5.3 Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh model yang digunakan dapat menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1.
Semakin kecil nilai koefisien determinasi menunjukan bahwa kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai
koefisien determinasi yang semakin mendekati satu menunjukan bahwa variabel
bebas yang digunakan memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat.
1.
Jika angka
probabilitas signifikansi < 0,5 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
berarti bahwa variabel bebas (harga, kualitas produk dan promosi) secara
individual memiliki pengaruh signifikan terhadap variable terikat (keputusan
pembelian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar