Jumat, 27 Maret 2015

jurnal PI Pengaruh Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Avanza Di Kota Depok

Pengaruh Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Avanza Di Kota Depok

            PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Di jaman modern seperti sekarang ini, manusia semakin berkembang pesat. Banyaknya aktivitas yang mereka lakukan, mengharuskan mereka memiliki alat pendukung yang dapat memudahkan dan menyelesaikan pekerjaan mereka secara cepat, seperti transportasi. Menurut Gunawan (2014:1), transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan / atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Salah satu sarana transportasi tersebut adalah mobil. Mobil memiliki berbagai jenis, salah satu jenis mobil yang diminati konsumen yaitu mobil MPV(Multi Purpose Vehicle). Berbagai jenis mobil MPV membanjiri pasar mobil nasional, seperti Daihatsu (Xenia), Suzuki (APV), Honda (Odyssey dan stream), Toyota (Avanza dan Innova), Nissan (Grand Livina), Isuzu (Phanter) dan lain sebagainya. Kendaraan dengan konsep MPV paling digemari oleh masyarakat Indonesia, hal ini tercermin dari penjualan kendaraan jenis ini yang menguasai pasar mobil nasional. Perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi semakin ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin beraneka ragamnya merek dan jenis mobil di Indonesia dengan harga yang bersaing.
Dalam pemilihan mobil, tentu saja masyarakat akan memilih mobil dengan kualitas produk yang baik. Menurut Assauri (2013:211), Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Dengan persaingan harga yang sangat ketat di dunia otomotif, Toyota mengeluarkan harga yang cukup terjangkau bagi masyarakat. Menurut Kotler dan Keller (2009), menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemarasan yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk.
Toyota adalah salah satu industri mobil dari Jepang yang menjadi salah satu pesaing industry mobil lainnya di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari total penjualan selama bulan April 2014 berikut :
Tabel 1.1
Total Penjual Mobil Per Merek pada bulan Desember 2014
No
Mobil
Unit
1
Toyota Avanza
112.752
2
Honda Mobilio
59.379
3
Toyota Agya
46.399
4
Toyota Kijang Inova
40.805
5
Suzuki Ertiga
32.916

Dari Tabel tersebut bahwa Toyota merek Avanza masih menjadi mobil yang terlaris di Indonesia dengan perolehan penjualan sebanyak 112.752 unit pada bulan Desember 2014 yang mengungguli mobil Merek Honda Mobilio yang perolehan penjual sebanyak 59.379 unit. Toyota sendiri dari tahun ke tahun berusaha untuk menguasai pangsa pasar di Indonesia. Mobil tipe MPV merek Avanza menjadi salah satu daya tarik masyarakat. Karena itu banyak perubahan di tiap tahunnya agar masyarakat selalu tertarik pada Toyota Avanza.
Dari pembahasan diatas dan dari data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Kualitas, Harga, Citra merek dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Avanza Di Kota Depok”.
1.2       Rumusan Masalah
Dari pembahasan di atas, peneliti menemukan rumusan masalah yaitu :
1.      Bagaimana pengaruh Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk terhadap keputusan pembelian secara simultan?
2.      Bagaimana pengaruh Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk terhadap keputusan pembelian secara parsial?
1.3       Batasan Masalah
            Untuk pelaksanaan penelitian ini, peneliti membai masalahnya sebagai berikut:
1.      Yang berkaitan dengan variable kualitas, harga, citra merek dan desain produk terhadap keputusan pembelian mobil MPV merek Toyota Avanza.
2.      Responden dalam penelitian ini yaitu masyarakat pengguna mobil MPV merek Toyota Avanza di Kota Depok.
1.4       Tujuan Penelitian
            Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apakah Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mobil jenis MPV Merek Toyota Avanza di Kota Depok secara simultan.
2.      Untuk mengetahui apakah Kualitas, Harga, Citra Merek dan Desain Produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mobil jenis MPV Merek Toyota Avanza di Kota Depok secara parsial.
1.5       Manfaat Penelitian
1.      Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan kesempatan untuk mengimplementasikan teori kualitas, harga, citra merek, desain produk dan keputusan pembelian.
2.      Bagi Perusahaan
Diharapkan dari hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui hal apa yang mempengaruhi keputusan konsumen.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1       Pemasaran
            Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
            Menurut Alma (2007), pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar, orientasi dan dukungan pelanggan, serta memposisikan perusahaan dalam mengawasi rantai nilai. Sedangkan menurut Graw (2008), pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen.
            Konsep pemasaran adalah suatu konsep dan cara dasar yang di terapkan dalam melakukan strategi manajemen pemasaran produk atau jasa pada sebuah organisasi ataupun perusahaan. Menurut Assauri (2013), konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konsep pemasaran,  tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhii kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan.
            Bauran pemasaran merupakan suatu alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya. Menurut Faud (2006), bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep 4P atau bauran pemasaran tersebut adalah Produk, Harga, Saluran Distribusi dan Promosi. Untuk mencapai tujuan pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling mendukung, sehingga keberhasilan di bidang pemasaran diharapkan diikuti oleh kepuasan konsumen.
2.2.      Kualitas
            Dalam pemasaran, perusahaan harus memperhatikan kualitas produknya. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang mereka tawarkan mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaingnya. Menurut Kotler (2009), Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Ini jelas merupakan definisi yang berpusat pada pelanggan. Perusahaan yang memuaskan sebagaian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas, tetapi kita harus membedakan antara kesesuaian kualitas dan tingkat kualitas. Sedangkan menurut Pahan (2006), kualitas didefinisikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan hubungan yang ditentukan atau tersirat. Dalam beberapa sumber, kualitas mengacu pada kesesuaian penggunaan atau pemenuhan harapan pelanggan atau kepuasan pelanggan.
2.3       Harga
            Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk. Harga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang yang di tawarkan. Menurut Swastha (2005), harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk apabila memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Sedangkan menurut Carthy (2008), harga adalah sesuatu yang harus diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relative sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan lain. Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Harga dengan keputusan pembelian mempunyai kaitan yang erat yang dapat dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu.
2.4       Citra Merek
            Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama , huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Menurut Surrachman (2008), pengertian merek bukan sekedar sesauatu yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melainkan juga dapat memberikan nilai tertentu dalam lubuk hati atau benak konsumen. Suatu citra merek yang kuat dapat memberikan beberapa keunggulan utama bagi suatu perusahaan salah satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing. Produk yang memiliki citra merek yang baik cenderung akan lebih mudah diterima oleh konsumen. Citra merek terhadap produk berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu produk. Konsumen dengan citra positif terhadap suatu produk, lebih memungkinkan untuk membangun citra positif terhadap suatu produk.
2.5       Desain Produk
            Desain Produk menurut Suyanto (2005), merupakan totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Desain produk merupakan senjata paling ampuh untuk mendeferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Sedangkan menurut Soekarno dan Basuki (2004), desain adalah pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain dihasilkan melalui pemikiran, berbagai pertimbangan, perhitungan, dan tidak boleh meninggalkan diri dari alam, cita, rasa, serta kegemaran orang banyak. Hasilnya, desain yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar, dengan mudah dapat ditangkap pengertian dan maksudnya oleh orang lain sehingga dengan mudah dapat diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Desain merupakan bentuk rumusun dari suatu proses pemikiran, pertimbangan dan perhitungan.
2.      Desain yang dituangkan dalam wujud gambar merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain.
3.      Setiap  bentuk adalah hasil karya pengungkapan dari penampilan sebuah desain

2.6       Keputusan Pembelian
            Keputusan pembelian menurut Drumond (2003:68), adalah mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masingmasing. Definisi keputusan pembelian menurut Nugroho (2003:38) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
            Menurut Kotler (2009:184) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen yaitu: “Keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.” Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:19) mengemukakan bahwa “Keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.”
2.7       Penelitian Terdahulu
            Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.. Berikut ini adalah beberapa enelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
NO
PENELITI
JUDUL
VARIABEL
HASIL
1
Nela Evalina
Pengaruh Citra  Merek, Kualitas, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkom Flexi
Variabel Bebas : Citra Merek, Kualitas, Harga dan Promosi
Variabel Terikat : Keputusan Pembelian
Citra Merek, Kualitas, Harga dan Promosi berpengaruh positif terhadap  Keputusan Pembelian
2
Nurlisa
Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap manis Merek Bango
Variabel Bebas : Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek
Variabel Terikat : Keputusan Pembelian
Harga, Kualitas dan Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian
3
Hendra Noky Andrianto
Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Mobil Kijang Inova
Variabel Bebas: Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi
Variabel Terikat: Keputuan Pembelian
Kualitas, Citra Merek, Harga dan Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

2.8       Kerangka Pemikiran
            Pada suatu proses pembelian, biasanya seseorang mempertimbangkan lebih dahlu tentang produk apa yang akan dibeliya, apa manfaatnya, apa kelebihannya dari produk merek lain, sehingga konsumen mempunyai keyakinan untuk mengambil keputusan pembelian. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Berdasarkan hubungan antara variable dan hipotesis bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, citra merek dan desain produk sehingga dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran


KUALITAS

 
                                    H
HARGA
 
 


                                                H
CITRA MEREK
 
KEPUTUSAN PEMBELIAN
\
 
                                   
                                                H                   
                                    
DESAIN PRODUK
 
                                                H
2.9       Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
H: Kualitas diduga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
H: Harga diduga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
H: Citra merek diduga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
H: Desain Produk diduga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian 

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       Objek Penelitian
            Objek dalam penelitian ini adalah sumber informasi yang di dapat dari masyarakat dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian obyek penelitian merupakan sumber informasi mencari data dalam mengungkapkan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah masyarakat yang menggunaan mobil Toyota Avanza di kota Depok.

3.2       Populasi dan Sampel

3.2.1    Populasi
            Menurut Harinaldi (2005), populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. Penelitian ini menggunakan konsumen yang pernah membeli dan memakai produk mobil Toyota yang tidak diketahui secara pasti jumlahnya. Maka dari itu akan diambil sampel untuk penelitian ini.

3.2.2    Sampel
            Menurut Margono (2004), menyataka bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Ia menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:
1.      Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2.      Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
            Penelitian ini menggunakan sampel karena tidak dimungkinkan untuk meneliti semua konsumen mobil Toyota Avanza di Kota Depok. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan kombinasi metode convenience sampling dimana sampel terdiri dari orang yang bersedia dan mudah bagi peneliti untuk memulai wawancara. Penelitian ini akan menggunakan 4 variabel bebas, maka dari itu sampel yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 sampel.

3.3       Jenis dan Pengumpulan Data
3.3.1    Jenis dan Sumber data
            Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut adalah uraiannya :
1.      Data Primer
            Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber asli, tanpa perantara. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh          konsumen mobil Toyota Avanza di Kota Depok.
2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari pihak yang mengambil   data primer atau dari pihak ketiga yang merupakan perantara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder dari Otomotifnet.

3.3.2    Metode Pengumpulan Data
            Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan peneliti pada responden untuk diberikan jawaban. Kusioner terdiri dari pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan identitas responden serta pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Pertanyaan dibuat dalam bentuk angket dengan menggunakan skala Likert 1 – 5 yang masing – masing mewakili pendapat dari responden. Skala tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Sangat setuju : Skor 5
b.      Setuju : Skor 4
c.       Netral : Skor 3
d.      Tidak Setuju : Skor 2
e.       Sangat Tidak Setuju : Skor 1
                Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia. Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi nilai total.

3.4       Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran
            Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala ini merupakan suatu teknik perskalaan yang dipakai secara luas dalam riset perilaku. Gordon (1984) menyatakan bahwa perumusan menggunakan lima titik dapat menghasilkan frekuensi yang kira – kira sama. Variabel yang diukur dalam penelitian ini mencakup (1) kualitas produk, (2) harga, (3) citra merek, (4) desain produk.
            Variabel kualitas produk dengan indikator meliputi kinerja suatu produk, daya tahan suatu produk, reabilitas, bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan, dan kenyamanan dalam penggunaan. Variabel harga dengan indikator meliputi harga yang terjangkau, harga sesuai dengan kualitas produk, harga bersaing dengan produk sejenis dan harga sesuai dengan manfaat yang dirasakan.Variabel citra merek dengan indikator meliputi symbol yang sudah dikenal, percaya pada kualitas mereknya, reputasi merek yang sudah dikenal dan mengikuti perkembangan jaman. Variabel desain produk dengan indikator meliputi gaya yang menggambarkan penampilan mengenai produk itu, daya tarik produk terhadap panca indra, kesesuaian desain produk dengan selera dan kehandalan dalam desain suatu produk.
            Definisi operasional variabel dan skala pengukuran yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Variabel
Konsep Variabel
Skala
Sumber
Keputusan Pembelian (Y)
Suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan sehingga membentuk suatu sikap untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa produk apa yang akan dibeli
Ordinal
Alma, 2011
Kualitas Produk (X1)
Merupakan salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas yang mempunyai dampak langsung pada kinerja produk
Ordinal
Kotler dan Amstrong, 2008
Harga (X2)
Sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa, jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa
Ordinal
Kotler dan Amstrong, 2008
Citra Merek (X3)
Sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambing, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh mereknya
Ordinal
Surrachman, 2008
Desain Produk (X4)
Totalitas  fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut diyariatkan oleh pelanggan
Ordinal
Kotler, 2001

3.5       Metode Analisis Data
            Dari data yang didapat dari penyebaran kuesioner, akan dianalisis agar memberikan manfaat dan dapat digukan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian.

3.5.1    Uji Validitas
            Ferdinand (2006) menyatakan valid dapat berarti bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu kuesioner dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung (correlation item total correlation) dengan r table denga ketentuan degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah sampel dengan α = 5 %, kriteria untuk penilaian uji validitas sebagai berikut :
            rhitung > r table , maka pernyataan tersebut valid
            rhitung < r table , maka pernyataan tersebut tidak valid

3.5.2    Uji Reliabilitas
            Uji reliabilitas digunakan untuk menguji seberapa jauh alat ukur yang digunakan dapat dipercaya. Alat ukur yang digunakan dapat dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil jika dilakukan berulang – ulang. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach alpha (α), dimana suatu konstruk/variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha (α) > 0,60 (Imam Ghozali, 2006).


3.5.3    Uji Asumsi Klasik
            Di dalam penelitian ini untuk mengolah data hasil penelitian menggunakan Analisis Inferensial (kuantitatif) di mana dalam analisis tersebut menggunakan program SPSS. Analisi data dilakukan dengan bantuan metode regresi linier berganda, namun sebelum melakukan analisis regresi linier berganda digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.

3.5.3.1 Uji Normalitas
            Uji Normalitas bertjuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan, variable terikat, variabel bebas atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2006).
·         Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
·         Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.5.3.2 Uji Multikolonieritas
            Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat diukur dari nilai tolerance dan varian inflation (VIF). Jika nilai tilerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar veriabel bebas dalam model regresi. Namun jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas
            Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ketika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
a.       Jika terdapat pola tertentu ( misalnya bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.      Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.4    Analisis Regresi Linier Berganda
            Dalam upaya untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variable dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005).
            Jadi, analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara harga, kualitas produk dan promosi sebagai variabel bebas terhadap keputusan pembelian sebagai variable terikat. Rumus umum dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1Ha + b2Kp + b3Cm + b4Dp + e
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
a = Koefisien Konstanta
b1, b2, b3,b4 = Koefisien Regresi
X1 = Harga
X2 = Kualitas Produk
X3 = Citra Merek
X4 = Desain Produk
e    = Variabel Pengganggu

3.5.5    Pengujian Hipotesis

3.5.5.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t)
            Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas (kualitas produk, citra merek, harga dan desain produk) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian ) berpengaruh secara parsial atau terpisah.
            Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :
a.       H0 : variabel – variebel bebas (kualitas produk, harga, citra merek dan desain produk) secara parsial tidak memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
b.      Ha : variabel – variabel bebas (kualitas produk, harga, citra merek dan desain produk) secara parsial mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
Dasar pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2006) :
a.       Dengan membandingkan nilai t hitung dan t table.
Apabila ttabel> thitung maka H0 diterima dan Ha ditolak
Apabila ttabel < thitung maka H0 ditolak dan Ha diterima
b.      Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila angka signifikansi > 0, 05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Apabila angka signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

3.5.5.2 Uji Signifikansi Simultan (uji F)
            Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusannya adalah :
            Menentukan F table dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5 % (α = 0,05)
a.       Apabila Fhitung> Ftabel dan nilai signifikansinya < 0,05 maka masing – masing variabel independen secara bersama sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
b.      Apabila Fhitung< Ftabel dan nilai signifikansinya > 0,05 maka masing – masing variabel independen secara bersama – sama tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

3.5.5.3 Koefisien Determinasi
            Pengujian koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh model yang digunakan dapat menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Semakin kecil nilai koefisien determinasi menunjukan bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati satu menunjukan bahwa variabel bebas yang digunakan memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.

1.      Jika angka probabilitas signifikansi < 0,5 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas (harga, kualitas produk dan promosi) secara individual memiliki pengaruh signifikan terhadap variable terikat (keputusan pembelian).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar